<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/7022530103761457766?origin\x3dhttp://loveless-putuchan.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

LCD Text Generator at TextSpace.net
profile


HeyHoo!! Putu Paramitha disini!! Lahir di Bali tapi Nggak bisa bahasanya, melancong di Jawa, tepatnya Yogyakarta. Masih juga Nggak bisa bahasanya *trus klo ngomong gmana?* Campur aduk kalo ngomong Hobby menyendiri, benci kena sinar matahari banyak-banyak, suka bertapa di perpus saat istirahat sekolah terutama pada waktu cuaca panas, dan suka keliaran saat mendung, ato malem.. Gak bisa jauh-jauh dari yang namanya… HP, Flaskdisk, PDA dan Laptop. Suka Budaya Jepang. Suka Artis Jepang, terutama dari JE (Johnny’s Entertainment) *Hey!Say!JUMP! lah yang paling aku gila-gilain* sgini dulu.. ntar bru aku tambahin.

tagboard

pop-up cbox
Mine

Putu Paramitha MyWebs My Facebook

Bio



Name: Putu a.k.a SHIONESIA
Age 17
location: Jogja, Indonesia
Interest: Jejepangan, nge-game, listen music
JUMP favorit: KEITO OKAMOTOOO~~~ ♥

Pairing favorit: ngga ada... tpi klo suruh pilih... aku pilih YamaXyuto♥
free counters

Selasa, 24 Januari 2012 | 05.45
[Fanfic] Choose Me to the One

Title : Choose Me to the One
Author : AntaRes a.k.a Putu
Genre : Romance, YAOI, SMUT!!
Rating : From PG-15 to NC-17 <----- warning pertama.
Cast : Yama X Hikka, HSJ member lainnya dan para OC yang nylenting lewat gitu aja.
Disclaimer: HSJ punya JE+Ortu, kelak akan kumilikii!! (DayDream). Aku cma punya cerita dan para OCnya.
Notes:
Ini Fanfic Yaoi perdanaku, sumpah... jangan protes kalo geje. Abisnya aku masih pre-begginer.
WARNING!!! Bagi yang gampang muntah, disaranan jangan baca, banyak adegan yang membuat perut mules dan kejang-kejang. *serem amat* intinya baca aja...
++++++++++++++

Yamada POV
“NIICHAANN!!! CEPAAAT!!” Rengek seorang gadis dengan suara maximal sampai membuatku menutup telinga.
“Sabaarr Ophie adikku tersayaaanggg~~~” Balasku dengan nada setengah emosi karena omelan adikku yang satu ini.
“Niichan yang baik... sbagai adikmu yang tidak ingin mempermalukanmu, jadi aku.. mengingatkanmu kalo aku... ADA PENDALAMAN MARTERI PAGI INIII!!! BURRUUAAANNNN!!!”
“IYAAA!!! INI JUGA CEPEET!” Seruku balas.
Beginilah nasibku, dengan Ortu nan jauh di mata dekat di hati, aku harus jadi mengabdikan diri pada adikku yang tersayang ini sebagai supir pribadinya dalam bulan ini. Karena Pak Darso supirku, musti balik ke kampungnya di Indonesia demi anaknya yang mau kawin.
Kukeluarkan motor Honda Thunder yang sudah di modif dengan warna Merah, Hitam, dan Putih Silver. Kunaiki motor itu sambil menunggu Ophie mengunci pintu rumah kami yang tercinta. Dengan gaya ala Casey Stoner yang bersiap membalap d sirkuit.
“Nih.. helmmu..” kusodorkan helm bermerek Ink (di import, dan dibeli langsung dari dari Indonesia. nitip pak Darso wktu mudik) berwarna Ungu yang limited edition. Dipakailah helm itu.
-sesampainya d sekolah-
Ophie turun begitu saja dan berlari masuk ke sekolahnya tanpa sepatah katapun.
“makasih...Sama-sama” Ujarku sambil kujawab sendiri. Ku tancap gas motorku pergi meninggalkan sekolah Ophie.
“Kemana lagi nih.. mo pulang tapi males, ke tempat Hikka dkk, mau taruhan mreka masi bereksplorasi di alam mimpi” gumamku di jalan.
Akhirnya kuputuskan untuk singgah d sebuah cafe yang sering kukunjungi,dan pesan menu kesukaan, Strawberry Cheescake dengan susu strawberry sebagai minumannya. sambil menunggu waktu latihan 2 jam lagi. Kubuka laptop berlogo buah Apel yang sudah dicokot, yang katanya warisan asli dari Steve Jobs almarhum. Sambil mainan burung (twitter), kulihat tweets yang baru masuk, di sambi dengan KasKusan Cuma sekedar iseng baca treat aneh-aneh. Sambil main Yu-Gi-Oh di duelingnetwork.net melawan seseorang secara random, kuhabisin waktu satu jam sendiri untuk melawan orang satu ini, walau berakhir kalah.
“AAH!! Udah! Kalah! Sebel deh!” ujarku sambil meng-close website itu, kemudian kurapikan barang-barangku segera ku berangkat ke Jimusho.
-Sampai di Jimusho-
Kubuka pintu ruang istirahat, dan masuk meletakkan barang-barangku di sofa terdekat. Tak lama kemudian, Yabu datang sambil berlari karena dia kejar-kejaran dengan Yuto.
“Ha~ah...haah... Loh.. Haaah... Kmu udah dateng toh.. Haah...” Ujarnya sambil ngos-ngosan.
“Ahwas kau Yabu-khhun... bhesok lghi kukalahin rekor datheng paghimu..” ujar Yuto yang tiba-tiba udah nongol tak kalah ngos-ngosan. (ambigu sumpah!)
“kalian ini.. kalo bukan krna si Ophie ada PM ngga mungkin aku sepagi ini.”
“Aku cari mimum dlu ya.. haus..” Ujar Yuto menyela
“Ikuut!!” Yabu akhirnya ikut Yuto
Masih 45 menit sampai waktu yang dijanjikan untuk latihan dimulai. Sambil tidur-tiduran di sofa dengan bantal menutupi muka, tiba-tiba pintu di buka. Pikirku Yuto dan Yabu udah kembali dari beli minumnya, tapi ternyata dugaanku salah. Keito dan kekasihnya Putu yang gosipnya direbutnya dari Yuyan. Mungkin mereka mengira aku lgi tidur, sehingga Keito cuek aja mulutnya main nyosor ke leher Putu, walau terus d halangi oleh tangan Putu.
“Keito... tadi kan udah... ngga boleh nakal...” ujar putu manyun
“Ya..ya.. Keito.. sadarkah kau itu membuatku ingin juga?” suara itu membuatku kaget.
“Yuyan?” ujar kamu bertiga serentak. Ini dia sang Rama yang tidak berhasil merebut Shinta dari Rahwana, karena tidak ada Hanoman disampingnya.
“Udah.. aku pulang dulu.. kerjaanku msih banyak, entar aku jmput skalian” Putu keluar dri ruangan dengan santainya. Sayang sekali gadis polos itu harus jatuh ke tangan Keito yang ternyata pervertnya minta ampun, aku ragu, berapa kali dia udah hamil anaknya dan menggugurkannya. Barangkali aja, klihatan kejam sih. Tapi kurasa Keito bukan tipe yang bisa nahan kalo udah kepancing.
Beberapa menit kemudian, Inoo datang dengan buku-buku tebal diapit di tangan.
“Yosh! Aku nggak telat hari ini!” Ujar Inoo bangga.
“Kalo telat lagi, periksa dulu ke dokter ya...” Yuyan membuat lelucon garing.
“apaan sih! Garing tau!” Seru Keito
Inoo Kei, ini juga sama aja sih dengan Keito. Otak arsiteknya juga berisikan hal-hal mesum yang siap diluncurkan. Masalahnya yang jadi sasaran itu adikku, sudah kena satu kali pula. Entah sepertinya hubungan mereka udah mulai kacau.
Yabu dan Yuto juga sudah kembali.
“Hoy! Dadakan Chii dan Dai ngga bsa dateng, ada acara dadakan” ujar Yuto yang baru aja mbukak BBnya.
“Yaudah, Hey!Say!Band aja yg latihan, aku nonton aja” Ujarku dengan setengah menyesal
“Yosh! Tnggal tunggu Hikka... dia bilang kejebak macet” Ujar Inoo.
“OEEYYY!!!!” akhirnya sang vampir taring depan menunjukan jidat lebarnya. Aneh, kalo ada orang ini, aku ngga pernah bisa melepaskan pandanganku darinya.
Tanpa pikir lama, dan banyak cing-cong, Yabu memerintah Hey!Say!Band supaya mulai latihan, agar cepat selesai. Walau Cuma latihan main-main dan geje banget ini ternyata menghabiskan waktu 4 jam sendiri. Karena nggak ada kerjaan jadinya aku Cuma ngliat mreka latihan.
“Hikka? Kau kenapa? Kayaknya ngga semangat, ngga bisa sama Yabu ya?” tanya Inoo blak-blakkan beruntung Yabu lagi ke Toilet.
“Apaan sih?!” ujar Hikka sambil pura-pura mengencangkan senar gitarnya, dari ke6 orang yang ada di sini, yang ehem... normal.. atau apalah, mencintai lawan jenis, itu Cuma.. Keito, Inoo dan Yuyan. Sedangkan aku.. aku sedang suka dengan Hikaru, tapi orang ini seperti tidak pernah melihat keberadaanku. Dia sibuk dengan Yabu.
-beberapa minggu setelah itu-
Hujan deras mengguyurku, aku lupa bawa payung ataupun mantel jadi aku harus lari-lari ke rumah. Beruntung Ophie lagi makrab sehingga ngga ada yang sewot kalau aku pulang basah-basahan. tiba-tiba aku melihat sosok Hikka yang sedang berdiri menunduk di depan rumahku.
“Ke...Kenapa dia?” kupercepat langkahku dan menghampirinya.
“Hikka?”
“....” dia menangis, walau aku tidak bisa melihat airmatanya karena berbaur dengan hujan, tapi aku tahu dia sedang menangis.
“kau knapa?” tidak ada jawaban, tiba-tiba dia memelukku. Jantungku berdegup tambah kencang, kuberanikan diriku untuk balas memeluknya.
“Ku..mohon... Hiks...hiks... Biarkan aku sperti.. ini.. hiks... dulu...hiks....” suara Hikka terpatah-patah karena tangisan.
“kita masuk dulu, ceritakan di dalam.” Usulku yang masih dalam pelukannya. Aku masih deg-degan, kenapa dia mendadak datang kemari dan memeluku seperti ini. Aku menyimpulkan, ini pasti ada hubungannya dengan Yabu. Karena aku tahu, Hikaru jika ada masalah, pasti dia memceritakannnya pada Yabu.
Begitu di dalam rumah, kucari handuk kering untuk mengeringkan rambutnya. Hikka masih duduk di sofa, tubuhnya masih gemetaran kedinginan dan efek dia menangis.
“Kau bisa masuk angin kalau tidak dikeringkan” aku memberanikan diri, untuk mengusek-usek rambut pirangnya dengan handuk.
“Kumohon... Peluk aku!” Ujarnya tiba-tiba
“A...apaa?! jangan bercanda!” ku acak-acak rambutnya handuk, kuusahakan dia agar tidak melihat wajahku. Aku berani taruhan, wajahku pasti merah seperti kepiting rebus.
“Aku serius..” dia menghentikan tanganku yang mengusek-usek kepalanya. Dia mendongakkan wajahnya. Jika ini suasana berkebalikan, dia pasti akan tertawa sekeras-kerasnya.
Kubiarkan dia memelukku, aku berdiri di depannya, dia duduk sambil memelukku, kuletakan tanganku di pundak bagian belakang mendekati tengkuknya. “kau mau cerita padakku?”
Anggukan kecil terasa, itu adalah isyarat darinya dia mau menceritakannya padaku. Dia mulai menceritakan kenapa dia menangis.
-Hikaru’s Story-
Hikka POV
Yabu adalah kekasihku, entah apa kata orang atau para fans jika tahu aku adalah seorang Gay. Aku mencintai Yabu Kouta. Sangat mencintai. Dia juga sama-sama menyukaiku, sudah banyak pengalaman kami. Mulai dari yang seperti sahabat biasa, bahkan sampai yang tidak biasa. Setidaknya sampai siang yang mendung dan tidak begitu panas, Yabu-kun mengundangku untuk ke apartemennya. Katanya ada hal yang penting. Aku berusaha mengira-ngira apa yang akan Yabu katakan. Setidaknya ini membuatku senang, karena akhir-akhir ini aku jarang “berhubungan” atau “Tidur” dengannya. Entah berbagai alasannya. Kukira dia ingin mengajakku melakukannya siang ini.
Begitu sampai d rumahnya, kuketuk pintu Apartemennya. Tidak lama kemudian, Kou membuka pintu dengan wajah sumringah. Aku makin memperkuat dugaanku dia ingin mengajakku. Kupeluk dia dan kugigit telinganya untuk merangsangnya. Tetapi bukan rangsangan setuju yang di berikan, melainkan dorongan pelan yang membuat jarak denganku.
Saat itu juga, pintu di ketuk lagi. Kou membuka pintu. Aku kaget dengan apa yang kulihat. Seorang wanita cantik, tinggi mengenakan baju terusan warna putih selutut. Tapi bukan itu yang paling membuatku kaget, tetapi... Kou mencium mesra wanita itu.
“apa-apaan itu? Siapa dia? Kenapa? Kou-chan...” Batinku galau.
“Ah.. Hikaru.. ini yang ingin kubicarakan. Aku... Akan menikah dengan Rin-chan bulan depan” ujar Kou dengan nada gembira.
Aku menjerit kaget dalam hati, jika aku punya penyakit jantung kronis, dijamin aku akan pingsan di tempat. ‘Apa maksudnya ini?!? Kou akan menikah? Ini pasti mimpi buruk! Aku ingin banguuunn!!’ aku terpaku dalam ekspresi kaget.
“Hikka? Kau kenapa?” tanyanya polos
“Eh.?” Aku tersadar dari lamunanku, “Aah... Anoo... Omedeto ya... mengejutkan sekali...” dengan senyuman yang kupaksakan dengan berat aku mengucapkannya.
“Hikka... karena kau sahabatku, jadi aku ingin memberi tahukan berita ini padamu lebih dulu, dibanding yang lain. Aku senang kamu mengetahuinya dan senang” kata Kou dengan sepenuh hatinya. Kemudian dia memelukku. Pelukan seorang sahabat, tidak lebih.
“Omedeto...” ucapku sambil menahan sesak di dada. “Anoo.. sepertinya aku mendadak ada urusan, aku pergi dulu ya...” aku bukannya ada urusan, tetapi aku takut Kou akan melihatku menangis dan merasa bersalah. Aku mencintainya, tetapi aku tidak mau dia mengorbankan kebahagiaannya hanya gara-gara aku. Aku ingin Kou bahagia. Dan inilah caranya.
-End Story-
Yamada POV
Berat juga keadaanya, aku mungkin tidak bisa bertahan jika harus mengalami itu, mungkin aku sudah memutukan untuk bunuh diri saat itu juga, lompat dari jembatan, atau dari atas tokyo tower. Tetapi Hikka, dia mau bertahan. Kutarik kepalanya ke dadaku, dan kuelus rambut pirangnya.
“Menangislah.... sepuas yang kau mau...” ucapku berusaha menenangkannya. Dihatiku ada dua erasaan yang saling beradu, aku senang karena akhirnya mungkin aku bisa memiliki Hikaru sendirian, tapi di sisi lain aku merasa kasihan dengannya yang depresi.
“Aku... baru.. pertama kali... menangis seperti ini di hadapan orang lain.... selain dengan Kou-chan” Hikka mencurahkan isi hatinya.
Tiba-tiba, Hikaru mendongakkan kepalanya, dan bangun, kini wajahnya tepat dihadapanku entah hanya perasaanku atau memang jaraknya making dekat dengan wajahku. Benar, dia menciumku. Ini pertama kalinya dia menciumku. Ciuman pertama itu hanya sebentar. Aku bisa melihat di dalam mata hazelnya, dia terluka hatinya. Membutuhkan obat untuk menyebuhkannya, dengan kata kasarnya... Pelarian.
“Kumohon Hikaru... lakukan lagi... aku mau jadi pelarianmu.” Mungkin ciuman Hikaru tadi membuatku gila sehingga aku bisa mengatakan itu.
“Ehh?”
“Aku... Aku suka kamu, jadi... buang Yabu-kun... pilih aku! Kumohon!” entah apa yang merasukiku sehingga aku mengatakannya.
Tak butuh waktu lama, kurasakan bibirnya menyetuh bibirku lembut. Rasanya seperti dia ragu untuk melakukannya. Kurasa dia menanti balasanku, maka itu, aku mulai membalas ciumannya. Dengan suhu tubuhku yang semakin naik, dan gerakan bibirku dan bibir Hikaru yang semakin cepat, seakan saling berusaha merebut. Akhirnya dia mengeluarkan lidahnya, lidahku menyamut dengan gembira.
“Aahhmmhh~~!” hanya suara itu yang bisa keluar dari mulut Hikaru.
Sementara ‘adik’ku berusaha menarik perhatian. Aku menaikan baju Hikaru, berniat membukanya. Tetapi Hikaru langsung menahan tanganku dan melepas ciumannya. Itu membuatku merasa bersalah. Aku merasa malu karena sepertinya aku terlalu lancang. Maksudku.. siapakah dia? Pacarku? Belum juga kan?
Tangan Hikaru bergerak ke arah ‘adikku’, hanya ekspresi kaget dan tidak kuduga Hikka akan melakukan itu. Dia meremas ‘adikku’ yang masih di dalam celana.
“Aaaaahh~~ Iyaaa~” aku tidak kuat menahan berjuta-juta kata desahan nikmat yang kucoba tahan dari tadi.
Hikaru menarikku ke lantai, aku tepat berada di bawahnya, dia bagai serigala lapar yang ingin menerkam mangsanya. Satu persatu pakaian kami terlepas dan dilempar ke mana-mana. Bibir Hikka masih berkonsentrasi di bibirku, setelah tidak ada sehelai benangpun di tubuh kami. Dia melancarkan aksinya. Bibirnya menyerang leherku, menggigit dan menjilatnya. Memberikan tanda merah di situ. Nafasnya menderu di telinga, membuatku merasa geli bercampur nikmat. Hal itu makin membuat ‘adikku’ makin bangkit berdiri. Tanpa kusadari, ‘adik’ kami saling bersentuhan.
“Hikaru... Kumohon..~ lakukan~~” aku tidak sabar.
“punyamu bisa sebesar ini rupanya?” Hikaru memegang milikku dan mulai memijatnya lembut.
“Aaahh.....!! Iyaaa~~ begitu...! Iyaah...~`~~” pijatan itu mebuat milikku makin keras dan membesar.
“Lohh? Kenapa jadi tambah tegang? Salah pijat ya?” candanya. Tapi itu tidak lucu bagiku. Dia makin memperkuat pijatannya. Aku tidak mau kalah, aku menyambar miliknya dan meremasnya juga. Tidak kalah keras, sampai membuatnya mendesah hebat.
“AAAAHH~~ Yamaa~~ hentikaan~~” desahnya tidak tahan. Kuremas milikknya bagaikan memerah susu sapi. Kunantikan susu itu keluar dari miliknya sambil terus memerahnya.
Disaat yang bersamaan dengan Hikka, cairan putihku juga keluar. Cairan itu menyatu, bercampur jadi satu.
Hikaru menatapku, seakan dia bertanya siapkah aku melakukannya sekarang? Kujawab hanya dengan tidakan. Aku memutar posisiku. Kini aku membelakanginya. Hikaru menarikku dan membuatku menungging, sambil bercagak pada sofa didepanku.
“AAAKKHHH!!!!” jeritku, Hikaru tanpa permisi langsung memaukan satu jarinya ke pintu belakangku.
“Tahan sedikit, masih sempit...” Hikaru mulai memasukan jarinya yang kedua, kemudian yang ketiga. Dia hampir memasukan yang keempat, tapi aku langsung menegakkan punggungku bagaikan kuda yang ditarik tali lehernya.
“Cukuup~ Hikaru... pnyamu nggak sebesar itu...” Protesku
“O..Ok... tapi sempit sekali... ini baru pertama kalinya ya?” ejeknya. Itu sangan nge-jleb bagiku.
Kujitak kepalanya, “kau kira aku mau melakukannya dengan siapa?!”
“iya juga.. kau kan bujangan maho...” ejeknya lagi. Aku baru sadar, jari Hikaru yang keempat sudah masuk ke tubuhku. Aku baru merasakan sakitnya saat dia mengeluar-masukan jari-jarinya.
Kini mendekati acara utama dalam kegiatan ini, Hikaru mengeluarkan jarinya satu persatu, dan mulai menggantinya dengan milikknya.
“Tahan sebentar... sempit...” dia masih menekan milikknya hingga masuk semua. Aku hanya menjerit tertahan sambil meremas dan mengigit bantal sofa.
“AAAHH~~ SAKIITT!!” aku tidak tahan dengan rasa sakit itu.
Hikaru tidak memperdulikan jeritan kesakitanku. Begitu dia sudah tidak bisa masuk lagi, dia mulai memaju-mundurkan pinggulnya. Membuat milikknya keluar-masuk dari tubuhku. Desahan-desahan kami saling beradu. Dan saat itu, hikaru menghantam bagian yang paling dicarinya dari tadi.
“AAAHH~ HIKARUU~~ iya.. disitu... lebih keras lagi... lebih cepat....” sesuai dengan perintahku, dia mempercepat gerakannya. Sesuatu yang mirip buah plum yang menggantung di antara miliknya, ikut menghantam buah plum-ku.
“Sebentar lagi...” Hikaru mempercepat gerakannya. Sedangkan aku ikut bergerak, tanganku meremas buah plumnya dari bawah tubuhku. Tidak lama kemudian, cairan putih kami keluar untuk yang kkedua kalinya secara bersamaan.
“menyenangkan sekali denganmu...” Hikaru mengeluarkan miliknya dan berbaring di sampingku yang sudah terkulai lemas. “aku tidak akan menjadikanmu pelarian... sekarang.. kau milikku...” Hikaru mencium bibirku sekali lagi.
“Yang benar?”
“benar... aku serius...” Hikaru mengucapkannya sambil memelukku. “aku lelah... tdur saja...”
Aku mengangguk pelan dan mulai memejamkan mataku. Ini pertama kalinya aku melakukan itu dengan orang yang kuinginkan. Kini aku berterima kasih pada gadis yang kini dipilih Yabu-kun. Jika tidak, mungkin aku tdak akan merasakan hangat tubuh Hikaru.
Kubiarkan mimpi mengambil alih pikiran kami.
~OWARI~
Geje is the Best!
Galau adalah proses menuju Sukses!