emakin besar keinginan para cendekiawan Hindu khususnya generasi muda untuk menghayati dan mendalami ajaran-ajaran Hindu dengan baik dan benar, terlebih lagi adanya keinginan yang kuat untuk kembali ke jalan Vedav(Back to Veda), maka saya mencoba menanggapi keragu-raguan sebagian umat perihal Avatara.
Kitab suci Hindu dikenal dengan nama Veda yang berarti Ilmu Pengetahuan, karena dalam Veda semua bidang ilmu dibahas dan dijelaskan. Veda yang tadinya tunggal dibagi menjadi empat yaitu Reg, Sama, Yajur dan Atharva Veda oleh Rsi Vyasa dengan melihat bahwa rakyat umum yang akan datang kurang cerdas. Setelah membagi Veda menjadi empat bagian Rsi Vyasa menjelaskan dalam berbagai cabang dan ranting seperti kitab-kitab Upanishad, Purana dan Mahabharata karena bahasa dan mata pelajaran dalam Veda amat sulit bagi orang awam.
Mengenai avatara memang tidak dijelaskan dalam kitab Veda (Catur Veda) tapi avatara dijelaskan dalam kitab-kitab Purana, khususnya dalam kitab Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana) yang merupakan buah matangnya kitab-kitab suci Veda. Dengan mengakui kitab-kitab Upanishad, Purana dan lain-lain sebagai bagian dari kitab suci Veda maka seharusnya umat Hindu meyakini adanya avatara dan tidak lagi meragukannya.
Sri Rupa Gosvami seorang penyembah yang mulia dari garis perguruan guru-guru kerohanian berkata: “Pengabdian suci kepada Tuhan yang mengalpakan sastra-sastra Veda yang dibenarkan seperti Upanishad-Upanishad, Purana-Purana, Narada Pancaratra dan sebagainya, hanya gangguan yang tidak diperlukan dalam masyarakat”. (Bhakti Rasamrta Sindhu 1.2.101)
Jadi kalau kita meyakini kekuasaan Veda tapi mengalpakan penjelasan-penjelasan Veda itu merupakan suatu kesalahan terhadap kitab suci Veda itu sendiri:
Avatara berarti menjelma atau menurun. Ada enam jenis avatara yaitu:
1.
Purusa Avatara (Ciptaan Materil)
2.
Guna Avatara (Tri Murti)
3.
Lila Avatara (10 Jenis Avatara)
4.
Manvantara Avatara (Para Manu)
5.
Yuga Avatara (Penjelmaan pada setiap zaman)
6.
Saktyavesa Avatara (Para jiwa yang mulia)
1. Purusa Avatara adalah penjelmaan Tuhan dalam ciptaan materil. Ada tiga wujud Purusa dalam ciptaan materil, yaitu:
1.
Karanodakasayi Visnu (Maha Visnu) adalah yang pertama dari ketiganya. Semua ciptaan materil diciptakan oleh Karanadokasayi Visnu.
2.
Garbodakasayi Visnu yang memasuki tiap-tiap alam semesta. Dari pusar Garbodakasayi Visnu ini tumbuh setangkai bunga padma tempat lahir Dewa Brahma makhluk hidup pertama.
3.
Ksirodakasayi Visnu atau Paramatma bersama untuk semua makhluk hidup. (Berada di dalam diri setiap makhluk hidup apapun).
2. Guna Avatara adalah penjelmaan Tuhan yang berhubungan dengan tiga sifat alam materil yaitu Brahma (Pencipta), Visnu (Pemelihara), Siva (Pelebur).
3. Lila Avatara adalah penjelmaan Tuhan dari dunia rohani untuk melakukan kegiatan atau lila di dunia materil atau nyata. Dari Lila Avatara inilah kita mengenal adanya 10 Avatara (Dasa Avatara), yaitu: Matsya, Kurma, Nrsimha, Vamana, Parasurama, Rama, Baladeva, Buddha, Varaha dan Kalki. Sri Krishna terhitung di antara avatara-avatara tersebut, tetapi bukan penjelmaan dari Purusa. Sri Krishna adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan sumber segala penjelmaan atau avatara. Dalam kitab suci Bhagavad Gita (Bhagavad Gita Menurut Aslinya) Sri Krishna bersabda:
”Aku adalah sumber segala dunia rohani dan dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini secara sempurna menjadi tekun dalam bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hati”. (Bhagavad Gita bab 10 ayat (sloka) 8)
4. Manvantara Avatara adalah penjelmaan para Manu. Para Manu yang terkemuka di antaranya: Yajna sebagai Svayambhuva Manu, Vibhu sebagai Svarocisa Manu, Hari sebagai Tamasa Manu, Vamana sebagai Vaivasvata Manu dan lain-lain. Zaman sekarang di bawah Vaivasvata Manu.
5. Yuga Avatara adalah penjelmaan pada setiap zaman. Empat Yuga yaitu Satya, Treta, Dvapara dan Kali. Sri Krishna muncul pada zaman Dvapara dan Sri Caitanya muncul pada zaman Kali.
6. Saktyavesa Avatara adalah penjelmaan para jiwa yang mulia. Seperti Narada, Vyasa, Kapila dan lain-lain.
Secara garis besarnya penjelmaan Tuhan dibagi dua yaitu penjelmaan langsung atau yang berkuasa dan penjelmaan yang tidak langsung atau yang dikuasai. Penjelmaan langsung meliputi 10 Avatara dan penjelmaan tidak langsung meliputi: Kumara bersaudara, Devarsi Narada, Nara dan Nara Yana, Sri Kapila, Dattatreya, Mohini dan Sri Vyasadeva. Sedangkan penjelmaan Sri Krishna merupakan penjelmaan yang sangat istimewa karena Beliau sendiri secara pribadi turun ke dunia nyata dari dunia rohani untuk menegakkan ajaran-ajaran dharma dan memberi kita ilmu pengetahuan suci berupa kitab suci Bhagavad Gita yang merupakan hakekatnya kitab-kitab suci Veda. Sehingga penjelmaan tersebut berjumlah 22 dan semuanya dijelaskan dalam kitab Srimad Bhagatam Bab III yang berjudul Krishna adalah Sumber Segala Penjelmaan.
Penjelmaan-penjelmaan Tuhan tidak terhingga, di sini hanya dijelaskan yang terkemuka saja. Dan kalau kita membaca kitab suci Srimad Bhagavatam, maka kita akan mendapat keterangan yang jelas dan benar mengenai penjelmaan-penjelmaan Tuhan dan keragu-raguan kita akan segera dihilangkan.
Mengenai Avatara Kalki yang merupakan avatara terakhir dijelaskan dalam kitab Srimad Bhagavatam 1.3.25 sebagai berikut:
“Sesudah itu, pada masa peralihan antara dua yuga, penguasa ciptaan akan dilahirkan sebagai penjelmaan Kalki dan menjadi putra Visnu Yasa. Pada masa itu, para penguasa bumi sudah merosot hingga menjadi perampas saja.”
Jadi Avatara Kalki akan muncul pada akhir Kali Yuga atau awal Satya Yuga (Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun). Karena Kalki sudah diramalkan oleh Bhagavatam, maka dengan kekuasaan Bhagavatam kemunculan Kalki Avatara akan terbukti di kemudian hari.
Nama Kalki Avatara bukanlah nama tafsiran. Nama Kalki Avatara dan kemunculan-Nya sudah diramalkan dalam kitab Srimad Bhagavatam. Kita tidak diperbolehkan menafsirkan nama suci Tuhan, karena nama suci Tuhan sudah ada di dalam kitab-kitab suci Veda yang dibenarkan. Di antara sepuluh jenis kesalahan terhadap nama-nama suci Tuhan Yang Maha Esa. Dan yang terpenting bagi kita adalah bahwa tak seorang pun dapat dikatakan dan diakui sebagai avatara tanpa adanya bukti-bukti dari kitab-kitab suci Veda yang dibenarkan.
Credit: Majalah Hindu RADITYA No. 28-November 1999
Label: Agama., Hindu, Pro Kontra

tagboard
Mine